Oleh: Supriatna Adhya)*
Bisnis budidaya ikan (aquaculture) dikategorikan sebagai bisnis yang high risk (memiliki risiko yang cukup tinggi), hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar, kerugian disebakan karena penuh dengan faktor ketidakpastian seperti ketidakpastian cuaca, kualitas induk ikan, harga pakan yang mahal dibandingkan dengan harga jual ikan, serangan hama penyakit yang menjadi momok yang menakutkan karena sewaktu-waktu menyerang tanpa mengenal kasta, ketidak pastian market dan lain-lain. Jika hal tersebut terjadi biasanya tidak ada yang bisa dilakukan selain mengeluh karena kerugian yang diderita bukan hanya modal produksi melainkan tenaga, waktu, pikiran dan lain-lain. “Nasib-nasib… Pie toh ko kaya kie wae????”.
“Sabar kang, sadayana pasti aya solusina.. hehehe”.
Semenjak saya menekuni bisnis budidaya ikan lele, suka duka datang silih berganti, “kalo mau jujur memang lebih banyak dukanya.. ahahaha”. Namun demikian, kerugian bukan hanya diukur sebatas materi, jika saya berhenti sebelum saya bisa memetik hasil yang memuaskan maka saya benar-benar mengalami kerugian yang sesungguhnya, selain rugi uang, waktu, tenaga, pikiran, saya juga tidak mendapatkan solusi dari masalah yang saya hadapi.. deg… itulah kerugian yang sesungguhnya, “mungkin kalo orang bijak bilang: malang nian nasib mu nak.. atau kalo dalam bahasa jawanya sue ora jamu, hehehe.”
Buat saya, kejadian demi kejadian akan selalu saya catat sebagai bahan pelajaran di masa yang akan datang agar jangan sampai terulang kembali, kalaupun harus terjadi saya sudah tau caranya meminimalisir risiko. Baiklah kita ke permasalahan utama yang akan dibahas disini, bagaimana caranya mengobati benih ikan lele yang sudah kadung kena serangan aeromonas?
“Oke… okeee…”
Sebelum kesana saya hanya ingin sedikit mereview bahwa yang namanya aeromonas itu sebenarnya tidak akan menyerang benih ikan selama ikan itu dalam kondisi sehat alias daya tahan tubuhnya kuat, di berbagai literatur kita mengenal jenis ini sebagai pathogen sekunder, permasalahannya adalah sering kali para pembudidaya ikan cenderung memaksakan agar mendapat keuntungan maksimal. Akibatnya melakukan tindakan-tindakan yang sebenarnya dapat merugikan pembudidaya ikan itu sendiri, seperti meningkatkan padat tebar hingga benih ikan tampak “pabeulit”, kondisi ini jelas membuat ikan merasa tidak nyaman karena selain harus lebih bersaing dalam hal mendapatkan makanan dan oksigen, air media juga akan cepat bau karena produksi amoniak sangat tinggi. selain itu ruang gerak yang terbatas menyebabkan ikan sulit bergerak, akibatnya intensitas gesekan antara ikan yang satu dengan ikan yang lain akan lebih sering terjadi, jika hal ini sudah terjadi ikan akan mengalami luka-luka di bagian luar tubuhnya, jika sudah luka, maka daya tahan tubuh ikan menurun karena sel darah putih terkonsentrasi kepada luka untuk melawan masuknya infeksi benda asing salah satunya serangan aeromonas yang paling suka menginfeksi daerah luka.. “nah loh??? Udah dibilangin jangan padet-padet juga, jadi gini deh akhirnya.. ehehehehe.. (sabar om, gitu aja marah!)”.
Banyak sekali kerugian yang akan didapatkan jika memaksakan meningkatkan padat tebar ikan, seperti pertumbuhan ikan menjadi lambat yang artinya biaya produksi bertambah, mudah terserang penyakit, harus sering ganti air dan lain-lain. Oleh karenanya sangat disarankan untuk para pembudidaya ikan mencari tahu padat tebar ideal agar kualitas benih ikan optimum. Apabila memang harus menggunakan padat tebar tinggi, maka carilah ilmu bagaimana cara men-treatment kualitas air dan pakan agar padat tebar ikan tetap tinggi, namun kulitas lele tetap optimal. Tips dan trik mengenai padat tebar tinggi tidak akan saya cantumkan disini, insyaallah akan saya tulis dalam artikel yang khusus membahas tentang hal tersebut.
Melalui beberapa kali pengalaman agar menghasilkan lele yang berkulitas unggul (pertumbuhan tinggi dan tahan terhadap serangan pathogen) maka padat tebar yang saya sarankan untuk berbagai stadia adalah sebagai berikut :
- Padat tebar larva ikan (usia 0 – 1 minggu) : 2000 e/m2
- Padat tebar usia (1-2 minggu) atau size 1-2 cm : 1000 e/m2
- Padat tebar usia (2-3 minggu) atau size 2-3 cm : 500 e/m2
- Padat tebar usia (3-4 minggu) atau size 3-4 cm 200 e/m2
- Padat tebar usia (4-5minggu) atau size 4-5 cm 200 e/m2
- Padat tebar usia (5-6 minggu) atau size 5-6 cm 100 e/m2
- Padat tebar usia (6-7minggu) atau size 6-7 cm 75 e/m2
- Padat tebar usia (7-8 minggu) atau size 7-8 cm 50 e/m2
Padat tebar di atas dekat sekali dengan acuan padat tebar yang disarankan oleh SNI, pada tataran praktis, kondisi padat tebar di atas memang sangat optimal, namun menurut para pembudidaya lele hal tersebut rugi jika diterapkan dalam skala usaha, karena jumlah lele yang dipelihara terlalau sedikit.
Hemm… yang ini satu lagi merupakan pengalaman pribadi yang saya rasakan, “pengalaman pribadi apaan siih??” Nah loh…! “iye ntu pengalaman ngurus ikan nyang kena aeromonas, emangnye pengalaman nyang mane??? Ade-ade aje nih….”. Balik lagi ah… di farm saya (Barokah Salawasna Fish) *promosi dikit (wkwkwkwkwk) kalo ikan udah kena aeromonas, (biasanya gejalanya super cepat) 2 hari ikan sudah banyak yang mati. Nah cara yang paling ampuh adalah dengan cara diberi “kohe”. (“naon tah kohe???”) kohe adalah bahasa jepang.. “hahahahaha..”. bukan-bukan’. kohe adalah kotoran hewan lebih tepatnya adalah sesuatunya domba.. “wkwkwkwk…” sebenarnya saya juga ga tau kalo ternyata kotoran domba ampuh buat nyembuhin aeromonas, tadinya tujuannya cuman buat pupuk aja.. eh dicoba 2 sampe 3 kolam yang waktu itu kena aeromonas, Alhamdulillah benih lelenya pada mati.. hahaa.. maksudnya dikit yang mati (yang udah bener-bener parah) sebagian besar mah hidup sehat sampe sekarang.. (“eh ga tau deh mungkin udah masuk perut orang kali..”). pertanyaannya adalah dosis yang digunakan berapa??? Nah itu dia… kalo di BSF untuk ukuran kolam terpal kira-kira 4×3 meter itu kita pake sekitar 5-10 kg..
Nah, sekarang mungkin boleh juga tuh, temen-temen karamba bikin riset, ada apa belum yah cara ngatasin aeromonas pake kodo?? “Hah.. apalagi sih kodo??” (“iyah kotoran domba. Sewot mulu nih dari tadi…” ) mungkin kalo akademisi yang bikin risetnya kan kita-kita nih para pembudidaya jadi pada tau proses alamiah (interaksi) yang terjadi kenapa kotoran domba bisa menyembuhkan ikan yang terkena aeromonas, “maklum pan kitamah cuman tau cara tapi ga tau prosesnya.. hehehe.” Wallahu alam bishowab….
)* Penulis adalah alumni perikanan unpad 2010
Mas mau Tanya kotoran dombanya di tebar atau di taruh di kantong?
ditaruh di kantong/karung yang ditusuk-tusuk aja gan,,, jadi biar air kotorannya aja yang keluar…. ga apa2 air berubah item juga, perhatikan jika ada reaksinya benih lele akan berubah jadi lincah.
apa dasar ilmiahnya, mas bro? Mungkin anakan lele yg sakit memakan kutu air yg mengandung enzim. Sementara enzim lele sakit kekurangan enzim pd pencernaan nya. Barangkali bgt. CMIIW
terimakasih masukannya… 🙂
Lau boleh tanya apa obat untuk mencegah ikan lele banyak mati mas.?dah 2 hari ni dah hampir 500 ekor mati nya mas
itulah mas. kalo di bisnis budidaya ikan menurut saya tidak ada yang jago. hanya satu prinsipnya. jaga kebersihan, maksimalkan faktor2 yang menunjang pertumbuhan dan kesehatan. kalo misal sudah banyak yang mati. saran saya :
1. jika dipelihara di kolam terpal, bagusnya kolam terpalnya dilengkapi saluran pengeluaran menggunakan piva. lakukan penyemprotan air ke permukaan kolam menggunakan selang pompa untuk menambah kadar oksigen. semprot dengan kencang ke arah saluran pengeluaran. tujuannya disamping untuk memperbaiki kualitas air yang mungkin sudah terkontaminasi penyakit juga untuk melihat berapa persen ikan yang sakit. ikan yang sehat akan berenang dan muncul ke permukaan air dengan lincah ketika disemprot. penyemprotan dilakukan pagi dan sore hari sampai ikan sembuh. o ya. penyemprotan harus dilakukan sebelum ikan diberi makan. minimal 1 jam sebelumnya. untuk menghindari ikan muntah.
2. ganti air total.bersihkan terpal dengan desinfektan. keringkan dibawah sinar matahari terik. ganti air, beri kotoran domba kira2 sepertiga karung. berikan juga probiotik dan garam agar cepat terurai. masukkan ikan ke kolam jika air sudah terbentuk. 2-3 hrai kemudian.
3. selalu buat cadangan kolam yang tidak diisi ikan. (bentuk ekosistemnya) beri garam, kotoran domba dan probiotik, lingkungan seperti ini selain membuat ikan sehat, ikan juga akan cepat tumbuh.
dan 1 hal yang belum saya temukan literaturnya. pengalaman saya kotoran domba ampuh untuk menyembuhkan ikan yang terkena aeromonas.
demikian. mudah2an ada manfaatya. ini cuma pengalaman.
mas kenapa larva lele saya umur 1 minggu bnyak yg mati(mati massal) gejala awalnya larva tersebut pada diem aja d dasar kolam, udah tu bdannya pada ngecis, trus ngecil, kmudian d lihat bsok ilang semua, matinya gx ninggalkan bangkai. itu kira2 kenapa ya mas? terserang penyakit apa?